DBR #36 The Runaway King

The Runaway King - Jennifer A. Nielsen

The Runaway King – Jennifer A. Nielsen

Synopsis :

Kerajaan yang nyaris hancur. Raja yang hilang. Siapa yang akan bertahan?

Beberapa minggu setelah Jaron naik takhta, ada yang berusaha membunuhnya. Desas-desus bahwa sebentar lagi pecah perang pun merebak di balik dinding-dinding istana, dan Jaron merasa suasana di Carthya makin lama makin tegang. DAlam waktu singkat, ia sadar bahwa kepergiannya dari Carthya mungkin merupakan satu-satunya cara untuk menyelamatkan kerajaan itu.

Namun, Jaron kemudian bertanya-tanya apakah tindakannya tidak terlalu jauh. Akankah ia bisa pulang lagi? Atau apakah ia harus mengorbankan nyawa demi menyelamatkan kerajaannya?

(cr: gramedia)

~oOo~

Kisah ini adalah lanjutan dari buku pertama trilogi takhta atau The Ascendance Trilogy.

Kisahnya masih seputar Jaron yang sudah jadi raja, yang harus mengatasi masalah yang cukup pelik, yaitu mempertahankan keselamatan kerajaannya dari serangan bajak laut dan ancaman tak terlihat dari negara-negara tetangga.. tapi juga disertai dengan intrik istana – mentri-mentrinya (atau disini disebut regen) tidak ada yang percaya karena dibutakan keserakahan, bahkan malah dengan cara halus ingin menggulingkan dia dari takhta.

Akhirnya mulailah petualangan Jaron yang gilanya melewati kegilaan manusia normal. Dia membuat misi untuk dirinya sendiri, misi yang mustahil – karena tekadnya yang bulat untuk melakukan satu-satunya cara yang mungkin untuk dia bisa menyelamatkan takhta dan negaranya.

oh well. now here comes my two cents!

  • Jaron. is. such. and. awesome. character!
Yes, that's Jaron. Duh.

Yes, that’s Jaron. Duh.

yaampun I LOVE LOVE LOVE this guy! ibu penulis berhasil banget membangun karakter ini. Iseng, kreatif, konyol, gila, nekat.. tapi karena dia punya otak.

Meledak-ledak, tapi karena cerdas bisa selangkah lebih maju. Kurang ajar dalam berbagai aspek, tapi tahu diri. Yah, jelas lah. kan dia protagonis, duh.

Tapi yang pasti, saya cinta banget sama cara dia berpikir. Kalimat-kalimat yang dilontarkan sama dia bahkan dalam keadaan terjebak dan terjerat, cara dia berpikir waktu lagi menghadapi apapun keadaannya.. semuanya bikin jatuh cinta dan kagum.

Salah satu contohnya ya, waktu dia menyuruh Fink kecil untuk mengambil makanan.

“Ambilkan aku makan malam. Aku lebih suka makan sendirian.”

Wajahnya terpuntir. “Aku bukan pelayan.”

“Tentu saja kau pelayan. Mengapa mereka memberimu sepatu untuk mengerjakan tugas-tugas mereka tetapi tidak memberimu pakaian untuk kebebasanmu?”

Dia membungkuk lagi. “Yah, aku bukan pelayanmu.”

“Tidak seorangpun dari pelayanku ada di sini. Kau harus mengerjakannya.”

…..

“Kau meludahi semurku?” aku bertanya.

Dia tampak tersinggung. “Tidak.”

“Itulah yang akan kulakukan jika kau berbicara seperti itu kepadaku.”

Dia tersenyum malu-malu. “Yah, mungkin sedikit.”

Aku menyembunyikan senyum saat menukar mangkuk kami.

Cara Jaron menyudutkan orang, memancing emosi orang lain, mempermainkan kata, memprovokasi orang lain, menyampaikan ide.. itu semua bikin saya betul-betul merasa tersihir.

Kalo kata penulisnya dia terinspirasi oleh lirik lagu Eddie Vedder yang judulnya Guaranteed, yang bagiannya begini: “I knew all the rules, but the rules did not know me.”

Memang sih. Karakter Sage atau Jaron ini memang tercermin begitu. Blows my mind away.

Tapi walaupun berandal, sikap-sikap dia unggulan banget. Betul-betul mengajarkan sikap kesatria – bahkan sikap seorang pemimpin sejati, yang memang peduli dan tau apa yang penting untuk diperjuangkan. Pokoknya cinta banget sama karakter ini. Well made and inspiring! 😀

  • storyline = nicely done!

Harus diakui kalo jalan ceritanya bagus. Menurut saya lho ya. hehe.

Ga pernah jalan ceritanya jadi alon-alon membosankan. new thrill on every page! hahaha. Bagaimana Jennifer Nielsen bikin ceritanya terikat erat, jalan dengan natural dan rapi, bikin saya jadi seneng bacanya. The story makes sense, praise the LORD.

Dia menyelipkan detail-detail yang mendukung pada saat yang tepat dan memunculkan hal yang perlu pada saat yang tepat. Walaupun kadang memanggg, agak klise, tapi tetep jalan secara natural dan bagus.

I’m amazed. :”)

Untuk hal-hal yang dulu dipertanyakan.. kok penting amat mengisahkan Imogen? kok penting amat bawa-bawa kisah tentang karakter-karakter lain? Semua ke-gantung-gantung-an itu terjawab di buku ini, karena semua yang ada kisahnya di buku sebelumnya punya peranan di buku ini. Sangat menyenangkan sekali 🙂

But beware of this part..

:(

😦

Yes, yes, tebak aja sendiri kira-kira itu kata-kata Jaron untuk siapa. Ngga tragis sih, tapi.. I ship them! and they .. can’t be together! berusaha hati-hati biar ga spoiler padahal udah hampir.atau malah emang udah?

  • worth every penny, for it gave me more values, more than what money could give me :”)
A Quote from The False Prince (Book #1)

A Quote from The False Prince (Book #1)

Buku ini mahal. Saya kasih tau aja ya. 80 ribu! itu yang bikin saya menunda-nunda beli buku ini, karena yaampun ini buku mahal banget padahal cuma 300-400 halaman! #senewen

Tapi terus dia manggil-manggil dari rak toko buku. Ya udah deh, menyerahlah saya.

TAPI justru buku ini jadi berharga sekali. Apalagi buat saya yang labil ini. lol.

Buku ini mengajari saya untuk tidak menyerah walaupun jalanmu buntu. Walaupun seolah-olah udah ga ada jalan lagi, tapi kamu harus maju.. maju aja. Tabrak aja. It doesn’t matter. Selama kamu punya niat yang tulus dan memang ga ada jalan lain, maju aja. Resiko apapun pasti akan datang, tapi hadapi saja.

“Lapangan itu sekarang kosong. Rumput menjadi rebah karena disana telah dilakukan lebih dari satu permainan, tetapi di tengah-tengah semua itu, setangkai bunga liar menarik perhatianku. Warnanya ungu terang dan berdiri tegak di tempat ratusan yang lain di sekitarnya lumat. Aku bertanya-tanya kalau bunga itu entah bagaimana telah selamat, atau kalau ia pernah terinjak sebelumnya tetapi menolak untuk rebah. (hal 173)”

Buku ini juga mengajarkan saya untuk melakukan yang terbaik. Walaupun bayarannya mahal – taruhannya kadang-kadang nyawa, tapi lakukan yang benar dan yang terbaik saja. Cuma dengan melakukan seperti itulah kita dapat kepuasan dalam hidup. Living with no regrets, karena sudah melakukan semua yang kita bisa.

Walaupun tokoh Jaron disini memang ceroboh sekali dalam mengambil keputusan kadang-kadang dan juga punya begitu banyak kelemahan (which is one of the reason why I love it – so humane!) tapi Jaron betul-betul jadi sosok yang menginspirasi buat saya.

Jadi, jangan tanya apa saya merekomendasikan buku ini.

Jangan tanya juga apakah saya akan baca buku selanjutnya atau tidak.

Jangan tanya apakah kalau bukunya mahal saya tetap akan beli atau tidak.

Karena kalo betul ditanyain begitu, saya akan minta anda membayari saya beli buku berikutnya. Wong jelas-jelas saya suka kok ditanya lagi. 😀

Saya baca diskusi dan banyak aktivitas seru berhubungan dengan buku sebelumnya di sini : delicious reads dan dapet banyak info tentang si penulis yang brilian 🙂 Hope you’ll enjoy the site as much as I did kekeke

:)

🙂

Young Adults RC by Tea Time and Books

Young Adults RC by Tea Time and Books

Satu respons untuk “DBR #36 The Runaway King

Tinggalkan komentar